Oleh: E. Jaka Purnama, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia di SMP Taruna Nusa Harapan Mojokerto
Jika diibaratkan, pendidikan seperti sebuah nyala api yang tak boleh padam, mulai dari pelita kecil di ruang kelas, hingga menjadi cahaya terang bagi sebuah peradaban.
Setiap tanggal 2 Mei, riuh Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) menggema di seluruh penjuru negeri. Pada tahun 2025 ini, Hardiknas mengambil tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Menurut saya, tema ini bukan sekadar ajakan, tetapi sebuah gerakan dan langkah nyata. Pendidikan bukan tanggung jawab guru dan siswa semata, melainkan gerakan bersama yang melibatkan keluarga, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha. Dapat dikatakan melibatkan semua pihak atau semua unsur semesta.
Sebagai pendidik di SMP Taruna Nusa Harapan Mojokerto, saya percaya bahwa pendidikan bermutu tidak lahir dari fasilitas semata, melainkan dari hati yang peduli, pikiran yang adaptif, jiwa yang cerdas, perilaku yang mencintai lingkungan, dan semangat yang berjiwa wirausaha. Nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi kuat visi sekolah kami, yang terus kami pupuk di tengah tantangan zaman.
Ketika guru peduli pada setiap siswa, tak lagi ada anak yang tertinggal dalam diam. Ketika siswa peduli pada temannya, ruang kelas menjadi taman belajar yang penuh empati. Dan ketika sekolah peduli pada lingkungannya, terciptalah sinergi antara ilmu pengetahuan dan kehidupan nyata. Di sinilah semesta mulai bergerak, dari hati mereka yang peduli.
Dunia berubah dengan cepat. Teknologi datang silih berganti. Oleh karena itu, sekolah yang adaptif tidak menolak perubahan, tetapi menerimanya dengan tangan terbuka. Kami terus belajar, bereksperimen, dan terbuka terhadap pendekatan baru. Di SMP TNH, kami tidak sekadar mengajar, kami juga belajar dari realitas masa kini.
Kami membimbing siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Mereka kami dorong bukan untuk menjadi pengejar angka, tetapi pemikir merdeka. Di kelas kami, pertanyaan lebih dihargai daripada jawaban yang cepat. Karena kami percaya, bangsa yang besar dibangun dari pemikiran yang merdeka.
Kami percaya bahwa mendidik juga mencintai bumi. Oleh karena itu, kami ajarkan siswa untuk menyayangi air, tanah, udara, dan makhluk hidup lainnya. Belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga dari pohon, sungai, dan langit yang terbentang luas. Alam adalah guru terbaik.
Kami tidak ingin siswa hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta peluang kerja. Dengan proyek-proyek sederhana, siswa kami belajar tanggung jawab, kerja keras, dan kemandirian. Mereka tumbuh bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk masyarakat di sekitarnya.
Dengan semangat Hardiknas, mari kita nyalakan kembali semangat mendidik dan belajar! Semesta pendidikan menunggu partisipasi kita dari guru, siswa, orang tua, hingga pemerintah dan dunia usaha.
Pendidikan bermutu bukan mimpi belaka, tetapi cita-cita yang bisa kita wujudkan bersama. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara, “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.” Mari kita hidupkan makna ini dengan langkah nyata, dari ruang kelas kita yang sederhana, dari SMP Taruna Nusa Harapan yang terus menyemai harapan. Setiap anak Indonesia membawa potensi yang menjadi fondasi masa depan bangsa. Menjadi tanggung jawab kita sebagai pendidik untuk memelihara dan mengembangkan potensi tersebut agar tidak redup oleh tantangan zaman.
Tinggalkan Komentar